Berkunjung ke Perpustakaan Cinta Baca
merupakan salah satu pengalaman yang paling menarik selama saya menjalankan
#bogorleisureproject. Saat pertama berkunjung, saya tidak tahu bahwa ternyata
Perpustakaan Cinta Baca adalah sebuah perpustakaan yang didirikan oleh Yayasan
Cinta Baca, sebuah yayasan sosial yang berfokus untuk meningkatkan rasa cinta
baca anak bangsa untuk masa depan yang lebih baik.
Perpustakaan Cinta Baca beralamat di Jl. Raya Bogor Baru Blok
A2/17, Bogor. Untuk sampai ke tempat ini sebenarnya tidak sulit, hanya tinggal
mengikuti angkot 05 dan cari minimarket Indomaret yang cukup besar disepanjang
jalan. Namun memang kurang ada penanda jalan yang menunjukan lokasi
Perpustakaan Cinta Baca.
Bagi
yang ingin berkunjung, Perpustakaan Cinta Baca buka setiap hari dari pukul
09.00 – 17.00. Begitu masuk ke dalam, kita akan disambut oleh Bu Yanti yang
sehari-hari bekerja sebagai bagian administrasi. Masuk lagi ke dalam, kita
dapat melihat rak buku terusun rapih berdasarkan kategori buku dan di ujung
ruangan terdapat tempat membaca yang merupakan ruangan terbuka. Di samping
ruang membaca ini terdapat dua kamar tamu yang dapat dipakai oleh guru bahasa
yang sering kali berasal dari luar negeri.
Di
sebelah kanan rak membaca terdapat ruang rapat yang dibatasi pintu kaca, dan
didepannya terdapat ruang membaca bagi anak-anak yang dialaskan karpet
warna-warni. Sedangkan disebelah kiri terdapat dua ruang belajar, 1 untuk
melakukan kegiatan les bahasa, dan 1 lagi digunakan sebagai kantor.
Untuk
menjadi anggota di Perpustakaan Cinta Baca, hanya perlu mengeluarkan uang Rp
20.000 per tahun. Dengan menjadi anggota, kita mendapatkan akses untuk meminjam
lebih dari 15.000 koleksi buku di Perpustakaan Cinta Baca. Selain itu, Anggota
Perpustakaan Cinta Baca juga dapat mengikuti kegiatan lain seperti les bahasa
asing.
Sebagai sebuah yayasan sosial, Yayasan Cinta
Baca seringkali kedatangan Exchange
Participant (EP) yang memang datang ke Indonesia untuk melakukan social project seperti salah satunya
mengajar bahasa. Dalam kelas bahasa ini, EP juga seringkali memberikan demo
memasak makanan khas negaranya ataupun menampilkan pakaian atau kerajinan dari
negaranya. Untuk les seperti ini, dalam 1 bulan hanya dikenakan Rp 100.000
untuk 8 kali pertemuan berdurasi masing-masing 90 menit.
“Seneng
sih ada les bahasa gini, lebih murah jauh dari di tempat lain dan gurunya
langsung dari Korea.” Ujar Kak Dini yang ketika saya temui tengah asik membuat
kerajinan tangan Korea. Pihak Perpustakaan Cinta Baca mengaku sengaja membuat
kegiatan lain diluar membaca dan meminjam buku untuk menarik masyarakat datang.
Selain itu, ada juga kelas baca yang memang ditujukan untuk membantu masyarakat
sekitar yang belum bisa membaca agar dapat membaca.
Menurut
Bu Yanti walaupun sudah ada fasilitas perpustakaan, masyarakat masih ‘segan’
untuk datang dan bergabung di Perpustakaan Cinta Baca. Kesadaran masyarakat
atas pentingnya membaca juga masih rendah. Sehari-hari, Perpustakaan Cinta Baca
dikunjungi sekitar 50 orang dan menurun jumlahnya saat akhir pekan. Dengan
jumlah anggota yang sekarang sudah mencapai 2000 orang, Perpustakaan Cinta Baca
bertekad untuk menjangkau lebih banyak orang sehingga semakin banyak orang yang
masa depannya terbantu karena membaca.
Buku-buku di Perpustakaan Cinta Baca tersusun rapih dan terbagi berdasarkan genre buku
Kim Heng Un (Guru Bahasa dari Korea), Bu Yanti (Bagian Administrasi), dan Hanie (penulis)
Salah satu ruang terbuka untuk membaca di Perpustakaan Cinta Baca
Visi - misi Perpustakaan Cinta Baca dapat terlihat jelas begitu kita memasuki ruangan Perpustakaan
Comments
Post a Comment