Saat ditemui di Taman Topi, Pak Karto tengah berbincang asik dengan temannya. Pak Karto mengaku nyaman tinggal di Bogor karena adanya suasana adem yang tidak dapat ditemui di tempat lain dan sering hujan yang membawa suasana tenang serta bau khas setelahnya. "Bogor itu Kota Hujan, ngangenin banget neng ujannya. Kalo lagi bete bisa kalem sendiri abis ujannya reda." ucap Pak Karto.
Pria yang sehari-hari berjualan koran ini sering menghabiskan waktu luangnya di Taman Topi karena Taman Topi ramai dan bisa tetap "nongkrong" dan mengusir rasa bete nya secara gratis. Pak Karto juga menyukai event-event yang diselenggarakan di Bogor seperti Cap Go Meh dan perayaan ulangtahun Bogor. Ia menjadikan event-event yang ada di Bogor sebagai tempat berkumpul dan bertemu dengan teman-temannya, dan sarana untuk refreshing dengan keluarganya. Pak Karto tidak memiliki jadwal khusus untuk melakukan leisure time-nya, ia secara spontan suka berpergian sendiri ke tempat wisata dan taman yang ada di Bogor dan gratis.
Menyinggung masalah "bete"-nya, Pak Karto mengaku bahwa seringkali ia merasa bete karena pusing memikiran sulitnya perekonomian yang ada di Bogor. Semangat kerja warga Bogor memang tinggi, namun, lapangan kerjanya sangat sedikit. Akibatnya, banyak warga Bogor yang setiap hari sibuk bekerja dan kekurangan waktu untuk isitrahat atau bersenang-senang. Nah, karena itu Pak Karto harus pintar-pintar mencari waktu luang yang bisa ia gunakan untuk berisitirahat dari rutinitasnya sejenak, atau yang biasa ia sebut dengan 'menghilangkan bete'.
Pak Karto berharap bahwa pedagang kaki lima yang ada diberdayakan oleh pemerintah, "Jangan digusur, tapi dipindahin aja gitu neng." Ujarnya memperjelas.
Comments
Post a Comment